Kamis, 06 Desember 2018

International News



Commentary: Look past Donald Trump to address disruptive global forces of our time

Americans should start auditing the damage that the current US president has made rather than wait until after he leaves the office, says one observer.
US President Donald Trump came under fire during the G20 Leaders' Summit in Buenos Aires for destroying the group's past unity on trade and climate change (Photo: AFP/Alejandro PAGNI)
Read more at https://www.channelnewsasia.com/news/commentary/looking-past-donald-trump-presidency-10998278

NEW YORK: In the last two years, a consensus has emerged among foreign policy experts that Donald Trump is single-handedly demolishing America’s global standing. 

By starting trade wars, withdrawing from multilateral accords, treating friends like enemies and dictators like friends, Trump seems to be violating all the rules. 

He prefers unilateral action, holds a narrow view of American economic and national security, and has little interest in the vast web of international institutions, norms, and rules of law that the United States helped build and has supported since 1945.

 

A PRESIDENT OF HIS TIME
But Trump is less the architect of the major geopolitical shifts we are witnessing than he is an avatar for domestic and international forces that will almost certainly outlast his presidency.

Domestically, income inequality and fears inspired by globalisation and automation have increased Americans’ scepticism toward trade and immigration. 

Political polarisation has divided Congress, the media, and citizens into hostile camps, and could spill over to foreign policy issues, where bipartisanship has proved most resilient.

Internationally, China’s rapid ascent implies America’s relative decline. Even though the US will remain the world’s most powerful country for decades, it will find it increasingly difficult to achieve longstanding foreign policy objectives in the Asia-Pacific region. 

Both there and in Europe, US allies are experiencing slow growth and population decline, raising questions about whether they can pick up the slack. And trust in America’s dependability has declined sharply around the world.

Yet at home, Americans remain remarkably steadfast in their support for multilateral institutions, alliances, and the role of the US as a global leader. So the question is whether the US can return to business-as-usual and regain its previous international status after Trump leaves office.


FIXING THE DAMAGE  

Rather than assume that it can, the time has come to start auditing the damage inflicted by Trump and closely analyse the domestic and international forces that are reshaping America’s role in the world. 

Americans do not have the luxury of waiting until the current political paroxysm passes to begin considering how the US can craft a credible and sustainable foreign policy in a hyper-partisan environment, and how it can do more with less. 

Americans must start crafting a new foreign policy that reflects twenty-first century interests, objectives, and constraints – and that recognises Trump for what he is: A symptom of deep processes that he probably understands only dimly, at best.







Bahasa Indonesia


Komentar: melihat masa lalu donald trump untuk mengatasi mengganggu kekuatan global di zaman kita


Orang amerika harus mulai memperhatikan kerusakan audit yang saat ini dibuat oleh presiden AS daripada menunggu sampai ia meninggalkan kantor , kata seorang pengamat .

US President Donald Trump came under fire during the G20 Leaders' Summit in Buenos Aires for destroying the group's past unity on trade and climate change (Photo: AFP/Alejandro PAGNI)
Read more at https://www.channelnewsasia.com/news/commentary/looking-past-donald-trump-presidency-10998278

NEW YORK, Dalam dua tahun terakhir, sebuah konsensus telah muncul di antara para ahli kebijakan luar negeri bahwa Donald Trump secara pribadi menghancurkan posisi global Amerika.

Dengan memulai perang dagang, menarik diri dari perjanjian multilateral, memperlakukan teman-teman seperti musuh dan diktator seperti teman, Trump tampaknya melanggar semua aturan.Dia lebih suka tindakan sepihak, memegang pandangan sempit keamanan ekonomi dan nasional Amerika, dan memiliki sedikit minat dalam jaringan besar lembaga internasional, norma, dan aturan hukum bahwa Amerika Serikat membantu membangun dan telah mendukung sejak 1945.

PRESIDEN PADA WAKTUNYA

Tetapi Trump bukan arsitek dari pergeseran geopolitik utama yang kita saksikan darioada dia adalah avatar untuk pasukan domestik dan internasioanl yang hampir pasti akan hidup lebih lama dari kepresidenannya. Didalam negeri, ketimpangan pendapat dan kekuatan yang terinspirasi oleh globalisasidan otomatisasi telah meningkatkan skeptisisme orang amerika terhadap pandangan dan imigrasi. Polarisasipolitik telah membagi kongres, media, dan warga kedalam kamp-kamp yang bermusuhan, dan bisa meluaske isu-isu kebijakan luar negeri, dimana bipartisnsi terbukti paling ulet. Secara internasional, pendakian tercepat China menyiratkan penurunan relatif Amerika. Meskipun AS akan tetap menjadi negara paling kuatdi dunia selama beberapa dekade, akan semakin sulit untuk mencapai tujuan kebijakan luar negeri yang lama di kawasan Asia-Pasifik. Baik disana dan di Eropa, sekutu AS mengalami pertumbuhan yang lambat dan penurunan populasi, menimbulkan pertanyaan tentang apakah mereka dapat mengambil kelonggaran. Dan kepercayaan pada ketergantungan Amerika telah menurun tajam di seluruh dunia. Namun di negeri sendiri,Amerika tetap sangat teguh dalam dukungan mereka untuk lembaga multiteral aliansi, dan peran AS sebagai pemimpin global. Jadi pertanyaannya adalah apakah AS dapat kembali ke bisnis seperti biasa dan mendapatkan kembali status internasional setelah Trump meninggalkan jabatannya.

MEMPERBAIKI KERUSAKAN
Daripada berasumsi bahwa itu bisa, saatnya telah tiba untuk mulai mengaudit kerusakan yang ditimbulkan oleh Trump dan menganalisis secara seksama kekuatan domestik dan internasional yang membentuk kembali peran Amerika di dunia. Amerika tidak memiliki kemewahan menunggu sampai paroxysm politik saat ini berlalu untuk mulai mempertimbangkan bagaimana AS dapat membuat kebijakan luar negeri yang kredibel dan berkelanjutan dalam lingkungan hiper-partisan, dan bagaimana hal itu dapat berbuat lebi banyak dengan lebih sedikit. Amerika harus mulai menyusun kebijakan luar negeri baru yang mencerminkan kepentingan, tujuan, dan kendala abad ke dua puluh satu dan mengakui Trump untuk apa dirinya; Gejala proses mendalam yang mungkin ia pahami hanya samar-samar, paling banter.


Tradisi Merpati Putih 2018

Jakarta,Tradisi Merpati Putih merupakan acara rutin tahunan yang diadakan oleh pergurugan pencak silat beladiri tangan kosong Merpati Putih di Parangkusumo Bantul Jogjakarta(6-7/10/18), dimana kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh kolat (kelompok latihan) yang tersebar diseluruh Indonesia dan luar negeri seperti, Amerika, Belanda, Jepang, Thailand, dan masih banyak lagi. Tradisi merupakan acara yang bertujuan untuk mempererat tali silatuhrahmi dengan kolat yang jauh, tradisi diadakan selama dua hari satu malam suntuk. Tahun ini tradisi 2018 mengusung tema Merpati Putih Bangkit, kalau bukan kita siapa lagi?, kalau bukan sekarang kapan lagi?. Tema tersebut menjelaskan bahwa kami harus bangkit menjadi lebih baik lagi, harus terus menjaga dan mencintai budaya asli Indonesia, serta bangkit untuk terus melestarikan apa yang dititipkan oleh para leluhur. Tidak hanya tradisi saja, setiap tahun juga selalu diadakan UKTNAS (Ujian Kenaikan Tingkat Nasional) untuk memperoleh tingkatan yang lebih tinggi.
Acara tradisi ini diawali dengan upacara pembukaan perguruan yang diikuti oleh seluruh peserta tradisi 2018, seluruh panitia, dan dewan guru, serta peserta UKTNAS. Kemudian disambung dengan acara selanjutnya yaitu:

   1. Nyekar, nyekar adalah ziarah kemakam sang guru, guru besar, para dewan guru yag telah meninggal yang berada di Ngulakan.

   2.Tabur Bunga disungai Opak, tabur bunga merupakan kegiatan yang selalu dilakukan setelah nyekar, bukan karena percaya selain Tuhan Yang Maha Esa,  nyekar dilakukan untuk menghormati para peserta UKTNAS dan Peserta Tradisi yang gugur karena terseret arus sungai yang deras saat menyeberang puluhan tahun lalu. 

   3.Lintas gunung botak, setelah tabur bunga dikali opak, para peserta tradisi dan UKTNAS akan melintasi gunung botak yang tak jauh dari sungai opak, para peserta bebarengan melintasi gunung botak menciptakan suasana yang menyenangkan karena dapat bertemu dan berkenalan dengan sesama pesrta tradisi dari lain daerah.

   4.Upacara resmi pembukaan tradisi, upacara ini dilakukan sama seperti upacara formal pada umumnya, namun tidak ada pengibaran bendera Merah Putih oleh Paskibraka.

   5.Jamasan, jamasan merupakan rangkaian acara yang dilakukan setelah upacara resmi, jamasan itu seperti mencuci tangan, muka dan kepala dengan air yang diambil dari tuju sumber yang berbeda. Diletakan dalam sebuah gentong tanah yang tanahnya dibawa dari berbagai macam daerah lalu disatuka menjadi gentong, filosofi ini bermaksud untuk menyatukan semua hal yang berbeda menjadi satu kesatuan.

   6.Menghantar Matahari, menghantar matahari terbenam digumuk pasir merupakan kegiatan yang paling menyenangkan, mengapa karena kita bisa melihat matahari terbenam yang indah, menghantar matahari maksudnya kami duduk bersila menghadap matahari dan melakukan pernapasan garuda lalu disambung dengan napas segitiga, hingga matahari turun diufuk barat.

   7.Semakin malam kegiatan semakin seru, para dewan guru akan memberikan materi untuk para peserta berupa edukasi tentang cara menggunakan tenaga dalam diri sendiri, hiburan, dll.

  8.Renungan malam, dikegiatan ini biasanya para peserta akan melakukan napas garuda dan segitiga dipinggir pantai parangkusumo untuk menyatu dengan alam, mensyukuri apa yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

   9.Renungan malam selanjutnya para peserta akan melakukan meditasi di makam leluhur dengan maksud untuk berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa yang menguasai segala isi didunia ini adalah milik-Nya, bahwa tiada yang lebih sempurna, dan lebih besar dari-Nya.

  10.Menjelang pagi hari, kami para peserta diajak kembali menuju gumuk pasir untuk menyambut matahari terbit diufuk Timur, dengan melakukan napas garuda dan disambung dengan napas segitiga.

  11.Minum Air tujuh Sumber, air Tujuh sumber ini diambil dari tujuh mata air yang berbeda diletakan dalam sebuah gentong tanah yang tanahnya dibawa dari berbagai macam daerah lalu disatuka menjadi gentong, filosofi ini bermaksud untuk menyatukan semua hal yang berbeda menjadi satu kesatuan. Gelasnya pun terbuat dari tanah liat.

 12.  Peragaan, peragaan disini maksudnya adalah, setiap tahun akan ditunjuk perwakilan dari masing masing daerah untuk melakukan peragaan gerakan silat, sebagai hiburan.
  13.  Yang terakhir upacara penutupan perguruan dan resmi, disinilah semua acara akan berakhir. 

Semua senyum,canda,tawa,dan haru pun bersatu entah mengapa, padahal ini acara rutin tahunan yang pasti akan selalu ada setiap tahun, suka duka bagi para peserta pun tertumpahkan pada saat matahari terbenam.