https://www.google.com/search?q=palang+pintu&safe=strict&client=firefoxbab&tbm=isch&tbs=rimg:CT_1MlUA9hFF_1IjiHhfWMgIvGyvPmilLlIbTYqDiC_17r6bRlVQhWlbfTbsQR0GRljtjKx0qFm0p0ouIWEy_17mFoslmyoSCYeF9YyAi8bKEblVNl0JejIZKhIJ8aKUuUhtNgRmdMFosumyYkqEgmoOIL_1uvptGRHXsY5t8yCLnSoSCVVCFaVt9NuxEYfPSuzG1Jo2KhIJBHQZGWO2MrERpRpHHiaN550qEgnSoWbSnSi4hRHzPliwEV5vqioSCYTL_1uYWiyWbEbISY1x4Oy7K&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwjtkPztjY7eAhULpY8KHbyAAAkQ9C96BAgBEBs&biw=1366&bih=654&dpr=1#imgrc=qDiC_7r6bRn8JM:
Jakarta, Pantun dan dua orang jagoan yang berbicara sambil berkelakar yang kemudian
diikuti suara sorakan para tamu undangan saat kita menghadiri hajatan yang diadakan oleh penganten dari suku orang betawi, kita juga akan melihat dua kelompok orang
dengan mengenakan baju Pangsi yang biasanya berwarna merah atau biru yang khas dengan celana ngatungnya, kalo kata orang betawinya sih “Naek takut ujan, turun takut cacing” dan komplit dengan peci hitam, sarung
yang diletakan dileher, serta sabuk hijau yang selalu melingkar dipinggang jawara (sebuatan orang yang melakukan Palang Pintu).
Baju pangsi ini memiliki filosofi dimana baju berwarna merah dikenakan
oleh palang pintu mempelai laki laki dimana merah melambangkan keberanian dan
semangat memperjungkan mempelawai wanita dijaman dulu juga baju pangsi merah
itu selalu identic dengan jagoan jagoan dari betawi, sedangkan pihak mempelai
wanita menggunakan baju pangsi berwarna biru karena melambangkan ketenangan
untuk menyambut tamu, celana yang selalu mengatung juga memiliki sebuah arti
dimana orang betawi selalu menjunjung tinggi ajaran agama, “Ya kalo masyarakat kita sendiri kan terlalu kerohani banget, keislaman
banget. Jadi ya kalo karna diatas kaki tu, diatas mata kaki ya karna emang
menurut sunah rosul, jadi harus dimata, diatas mata kaki” ucap Ipang (8/5/17)
Kenapa disebut palang pintu? Palang dalam bahasa betawi berarti menghalangi dan pintu berarti
tempat masuk jadi palang pintu berarti menghalangi sesuatu yang ingin masuk.
Nah disebut palang pintu juga karena biasanya sebelum kita memasuki sebuah daerah pasti ada palang (penghalang) atau pembatasan, ini juga merupakan kebiasaan orang betawi yang selalu memberi pintu kecil didepan pintu utama dengan tujuan untuk mempersulit maling masuk, dijaman
dulu itu masih sering yang namanya jodoh jodohan beda kampung jadi dulu laki
laki dari kampong lain yang dijodohin sama cewek yang berbeda kampong, nah
didepan pintu masuk kampong ini mereka
dicegat atau dihalangi jalannya sama jagoan dari kampong cewek ini yang suka juga sama cewek ini nah dari sinilah asal palang pintu. ” ibarat
kata, tiap-tiap hutan ada macannya, tiap kampong ada jawaranya.” Ucap
Ipang.
Palang Pintu merupakan kebudayaan betawi yang masih dilakukan diera modern ini. Biasanya Palang Pintu ditampilkan dalam acara acara syukuran seperti pesta pernikahan, khitanan dan acara acara resmi seperti menyambut tamu.
Namun lebih sering dilakukan untuk pesta pernikahan.
Sebelum rombongan mempelai pria masuk kedalam daerah pengantin wanita, pengantin pria akan diarak keliling kampung menuju rumah pengantin wanita dengan diiringi rebana, ketimpring, namun lebih sering menggunkan hadroh, atau
marawis karena suaranya lebih nyaring dan ramai, ondel ondel serta menyalakan
petasan dan juga sejumlah seserahan, yang berupa buah buahan, alat rumah tangga, dan yang paling
peting dalah roti buaya, yang dibawa oleh para ibu-ibu dimana roti buaya ini
menjadi simbol kesetiaan. Karena buaya termasuk hewan yang setia yang seumur
hidupnya hanya memiliki satu pasangan, mitosnya
dulu juga dikatakan ada sepasang pengantin betawi yang menikah namun tidak
mengadakan palang pintu, sehingga ada buaya putih yang turut hadir dalam
pernikahan tersebut. Rombongan mempelai pria ini harus berjalan mengelilingi
kampong dengan maksud ingin mengetahui isi dari kapung tersebut dan merupakan
adat atau syarat wajib disuku betawi karena jika langsung turun dari mobil
didepan rumah mempelai wanita dianggap tidak sopan. Setelah itu akan ada sekelompok orang yang akan menghalangi mereka dipintu masuk, dan menanyakan apa kepentingan mereka datang dengan saling berbalas pantun seperti contoh diatas, Serta unjuk kebolehan dengan adu silat Palang Pintu dari mempelai wanita akan kalah dan akhirnya rombongan mempelai pria ini diperbolehkan masuk,ya kalo rombongan laki laki yang kalah berarti ga jadi nikah dong, lalu setelah itu mempelai pria akan ditantang lagi untuk membaca Al-Qur’an untuk menunjukan bahwa mempelai pria ini dapat menjadi imam yang baik dalam segi agama dan
dapat memberi contoh hal hal yang baik kepada anak anaknya dan istrinya kelak.
Dalam tahapan mengaji ini disebut juga dengan sikeh. Diibaratkan disuku betawi
ini, laki laki bukan cuman pinter pukul tapi juga harus pinter ngaji. Kenapa harus ada silat ? karena pada dasarnya mempelai pria diwajibkan bisa silat agar
dapat melindungi calon istrinya dari orang
orang yang ingin berbuat jahat. Silat dalam Palang Pintu ini merupakan silat cingkrik yang memfokuskan gerakan pada serangan tangan atau pukulan, dengan gerakan dasar dalam silat ini menggunakan satu kaki untuk melompat. Bukan hanya silat cingkrik tapi para jawara biasanya juga
menggunakan aliran silat beksi, beksi ini merupakan aliran silat yang berasal
dari cina dari aliran lieching of dadap aliran ini berkembang didaerah
Cengkareng, berbeda dengan cingkrik yang berembang didaerah Rawa Belong. Tradisi
ini belum diketahui bagaimana awal mulanya, namun tokoh Betawi Si Pitung sudah menjalani
tradisi palang pintu saat memperistri Aisyah, putri jawara betawi yang berjuluk
Macan Kemayoran, Murtadho. Konon Si Pitung berhasil menundukkan perlawanan Murtadho yang
menjadi palang pintu dalam proses pernikahan putrinya. Tapi dijaman sekarang ini kebanyakan palang pintu yang sewa
atau dibayar, karana saat ini sudah jarang sekali anak muda yang kurang minat untuk
menekuni dunia silat betawi ini. Bukan itu saja mempelai pria juga harus ijab
Kabul dan menyambut para tamu undangan dengan pakaian yang rapid an wangi, tidak mungkin juga kan jika sang mempelai
laki laki harus menjadi palang pintu lalu menyambut tamu dengan keringat?.
Namun Hanya yang dididik dikeluarga yang
masih kental dengan budaya betawi yang masih melakukan tradisi ini, atu mereka
yang sadar akan tradisi dan kebudayaan meraka yang masih mau melakukan atau
belajar palang pintu ini. Dari segi
professional juga menjadi salah satu alasan kenapa kita lebih baik menyewa dari
pada berperan sendiri.
Palang Pintu biasanya dilakukan oleh orang dari suku betawi, tetapi jika ada orang dari suku lain yang mau ikut atau berminat dalam melakukan palang pintu ini diperbolehkan asalkan ada niat dan keinginan untuk terus melestarikan kebudayaan betawi. Palang Pintu ini juga boleh dilakukan jika salah satu pengantinnya bukan dari suku betawi. Nah gokil punya kan kapan lagi kita orang yang seneng sama budaya betawi tapi bukan dari suku betawi bisa belajar dan menikmati salah satu budaya yang keren banget ini. Palang Pintu ini boleh dilakukan disegala umur tanpa ada batasan, bahkan ada anak anak yang ikut ambil bagian dalam Palang Pintu sebagai jawara cilik. Jangan salah wanita juga diperbolehkan berperan menjadi jawara, mulainya wanita ikut abil peran sejak tahun
2005 lalu, ”kebanyakan laki laki udah
terlalu bosen banget ya jadi mulai, mulai belakangan ini aja sih dari tahun
2005 udah mulai cewek udah mulai masuk.” namun lazimnya kita melihat jika kaum laki laki yang selalu mejadi jawara dalam Palang Pintu. Tapi kita sebagai wanita pun tidak bolehkalah
dalam menyalurkan aspirasi dan bakat kita. Intinya kita harus bangga dengan budaya milik kita tanpa harus malu untuk
melestarikannya. Oleh karena itu dalam budaya
palang pintu ini kita dapat melihat sebuah kegiatan social yang dapat dilakukan
seperti, dalam rombongan mempelai pria ini akan turut hadir kerabat dekat serta
anggota keluarga yang kemudia bisa dijadikan ajang silahturahmi untuk
memperkuat tali persaudaraan, dalam palang pintu juga memberikan sebuah syarat
sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas bahwa ada dua syarat wajib yang harus dipenuhi oleh
mempelai laki laki, yang pertama, laki laki dituntut untuk bisa silat dengan
tujuan agar bisa melindungi istri dan anak anaknya dari orang yang ingin
berbuat jahat, yang kedua, laki laki harus bisa mengaji agar bisa menjadi imam
dalam keluarganya, bisa menjadi contoh yang baik dan mengajarkan hal hal baik
untuk istri dan anak anaknya, karena bahwasannya lelaki itu tidak boleh hanya
pintar main pukul tetapi juga harus bisa mengaji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar